Kehidupan Toleransi Indonesia Positif
Kehidupan Toleransi Indonesia Positif . Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menilai kerukunan umat beragama di
Indonesia masih berada di zona positif. Bahkan, kehidupan toleransi
masyarakat masih relatif tinggi dibandingkan negara Muslim lainnya.
Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari mengatakan Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar ke empat di dunia, terdiri dari ratusan suku, etnis dan budaya kemajemukan.
“Jika diletakkan dalam konteks dunia internasional maka kehidupan atau kemajemukan suku, etnis, agama di Indonesia termasuk dalam kategori bagus. Artinya di Indonesia kerukunan umat beragama, harmoni antar agama, kehidupan toleransi sangat bagus jadi relati f tinggi posisinya sangat positif,” tuturnya
Kendati demikian, ia mengakui saat ini masih ada sekelompok masyarakat yang ingin membuat gaduh. Seperti melakukan pengeboman, tindakan intoleransi dan paham radikalisme.
“Memang diakui ada interupsi, gangguan yang terjaditetapi itusemua bisa disebut hanya sebuah interupsi dari kerukunan umatberagama yang bagus di Indonesia,” katanya.
Sementara di Barat, intoleransi juga jauh tumbuh berkembang. Di Eropa dan Amerika fenomena Islamfobia luar biasa. “Itu apa yang terjadi diIndonesia tidak ada apa-apanya,” paparnya. Namun, ia meminta masyarakat tetap menjaga kerukunan umat beragama, dan menginginkan Indonesia untuk mencapai zero intolerenasi.
Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari mengatakan Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbesar ke empat di dunia, terdiri dari ratusan suku, etnis dan budaya kemajemukan.
“Jika diletakkan dalam konteks dunia internasional maka kehidupan atau kemajemukan suku, etnis, agama di Indonesia termasuk dalam kategori bagus. Artinya di Indonesia kerukunan umat beragama, harmoni antar agama, kehidupan toleransi sangat bagus jadi relati f tinggi posisinya sangat positif,” tuturnya
Kendati demikian, ia mengakui saat ini masih ada sekelompok masyarakat yang ingin membuat gaduh. Seperti melakukan pengeboman, tindakan intoleransi dan paham radikalisme.
“Memang diakui ada interupsi, gangguan yang terjaditetapi itusemua bisa disebut hanya sebuah interupsi dari kerukunan umatberagama yang bagus di Indonesia,” katanya.
Sementara di Barat, intoleransi juga jauh tumbuh berkembang. Di Eropa dan Amerika fenomena Islamfobia luar biasa. “Itu apa yang terjadi diIndonesia tidak ada apa-apanya,” paparnya. Namun, ia meminta masyarakat tetap menjaga kerukunan umat beragama, dan menginginkan Indonesia untuk mencapai zero intolerenasi.
Comments
Post a Comment